Pada suatu waktu di negeri Reighland, hiduplah enam sahabat. Mereka
bernama Rey, Widi, Gigih, Ella, Anjar, dan Nida. Di negeri Reighland
tersebut, dibagi atas empat negeri bagian yang masing-masing dipimpin
oleh ke-enam orang tersebut.
Rey memimpin negeri bagian awan yang terletak di atas awan. Di sana bertanah awan nan putih, terdapat Kapal Langit yang digunakan Rey untuk transportasi. Kapal ini bisa berjalan di awan, tanah, air, atau api. Rey juga mempunyai seekor burung elang putih raksasa yang sangat setia.
Widi memimpin negeri bagian air yang terletak di laut yang mengelilingi negeri Reighland. Widi mempunyai kuasa penuh atas lautan yang mengelilingi negeri Reighland tersebut. Seperti Rey, Widi juga mempunyai sebuah kapal yang bisa berjalan di air, awan, tanah, atau api. Kapal ini sama persis dengan kapal yang digunakan Rey. Jika Rey mempunyai burung elang raksasa yang setia, Widi mempunyai seekor penyu raksasa yang kuat dan pintar. Penyu ini adalah sumber pengetahuan di negeri Reighland, dia menguasai semua ilmu pengetahuan.
Gigih memimpin negeri bagian bawah tanah. Di sana Gigih mempunyai pasukan-pasukan mengerikan yang siap bertempur untuk melindungi negeri Reighland, seperti Medussa (ular berkepala wanita yang rambutnya terdiri dari ular-ular kecil), Manticore (singa yang berekor kalajengking), ada juga manusia berkepala banteng yang sangat besar dan kuat. Jika Rey dan Widi mempunyai elang dan penyu yang setia, Gigih mempunyai kalajengking merah raksasa yang perkasa.
Sedangkan Ella, Anjar, dan Nida bersama-sama menjadi ratu memimpin negeri Reighland bagian tengah. Di negeri Reighland ini semua sangat bahagia, di sudut utara terdapat suatu taman yang semua bagian dari taman itu bisa dimakan. Di taman tersebut terdapat sebuah gerbang besar bertuliskan The North Garden. Airnya terbuat dari coklat cair, rumputnya terbuat dari cokelat mint, batunya terbuat dari stroberi dengan aneka bentuk. Ini adalah tempat favorit para ratu untuk menghabiskan waktu bersama.
Pada suatu ketika saat ketiga ratu itu bermain di North Garden, datanglah seorang nenek tua berjubah hitam. Nenek tersebut meminta sekeping emas kepada ketiga ratu tersebut. Karena kebaikan ketiga ratu tersebut, Ella menghampiri nenek tersebut dan memberikan sekeping emas dengan tersenyum. Tapi tiba-tiba nenek itu menarik tangan Ella dan mendekapnya. Nida yang mengetahui temannya ditangkap, langsung berusaha menolong. Tapi pada saat yang bersamaan, seekor burung elang hitam raksasa datang dari langit dan membawa Nida, nenek tersebut tertawa kejahatan. “Aku akan menguasai negeri ini !!”, katanya. Dengan satu letupan asap, nenek itu langsung menghilang dengan membawa Ella.
Anjar yang tak bisa berbuat apa-apa mengetahui kedua sahabatnya diculik, langsung pergi ke bawah tanah untuk memberitahu Gigih. Gigih yang terkejut langsung menyiapkan pasukannya. Setelah dari bawah tanah, Anjar lalu terbang menuju negeri awan untuk memberitahu Rey. “Darimana nenek itu berasal?” tanya Rey. Anjar langsung terdiam bingung. “Ayo kita ke negeri bagian air, di sana kita bisa bertanya pada penyu milik Widi” kata Rey dengan nada menggebu. Berangkatlah kedua sahabat tersebut menggunakan kapal milik Rey.
Sesampainya di negeri bagian air, Gigih dan Widi sudah berdiri menunggu. “Aku sudah tau semunya” kata widi tenang. “Panggil penyumu Wid !!” dengan nada rendah Rey berkata kepada Widi. Dengan mata terpejam Widi bergumam mengucapkan kata-kata yang tak bisa dimengerti sahabat-sahabatnya. Sesaat setelah Widi membuka mata, munculah penyu raksasa itu dari dalam laut. “Ada apa ini?” kata penyu itu dengan nada yang berat dan bijaksana. “Kami ingin tau siapa nenek tua yang berjubah hitam dan memiliki burung elang hitam raksasa. Dia telah menculik ratu Ella dan ratu Nida” jawab Widi.
“Oh, kalian sudah bertemu dengan dia yaa. . . dia adalah ratu Rarore, penguasa negeri Getree. Di negeri itu dipenuhi kebencian, api, dan makhluk-makhluk mengerikan. Tidak ada siang atau pagi di negeri itu, yang ada hanya gelap. Berjalanlah terus ke barat, di sana nanti kalian akan menemukan sebuah gua besar, itulah gerbang menuju negeri Getree. Jika kalian ingin menyelamatkan sahabat kalian, hanya ada satu cara, yaitu dengan membawa kekuatan yang tak ada tandingannya” terang penyu itu dengan nada yang berat.
“Apa maksutnya kekuatan yang tak ada tandingannya itu?” Anjar bertanya.
“Kalian harus mencari jawabannya sendiri, kalian harus tetap bersama untuk bisa mendapatkan jawaban itu” kata penyu itu lagi.
Lalu dengan perlahan penyu itu pun kembali masuk ke dalam laut.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak tahu apa yang dimaksud penyu itu, bagaimana cara kita mengalahkan ratu sialan itu !?” Widi bertanya dengan memandang sahabat-sahabatnya.
“Aku akan tetap pergi ke sana sekarang juga! Entah bagaimanapun juga caranya!” dengan lantang Rey berkata pada sahabat-sahabatnya.
“Aku dan pasukanku akan bersamamu Rey” sahut Gigih.
“Tunggu. .kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi nanti, lebih baik kita pikirkan dulu apa yang dimaksud penyu itu” Anjar menyela.
“Aku setuju dengan Anjar, kita tidak boleh gegabah.” Kata Widi menyetujui perkataan Anjar.
“Apa kita akan terus menunggu dan menunggu jawaban itu !!? kita tidak tahu bagaimana keadaan Nida dan Ella di sana” kata Gigih sambil memandangi Widi dan Anjar.
“Kita berangkat sekarang dan menyelamatkan sahabat kita atau kita berdiam di sini menunggu jawaban itu sementara sahabat kita tersiksa di sana !!!” dengan nada tinggi Rey menyela.
“Oke Rey, aku tunggu kau di gerbang utama Reighland” kata Gigih.
Maka Gigih langsung menuju bawah tanah untuk menghimpun pasukannya, Rey terbang ke awan juga untuk menghimpun pasukan. Anjar dan Widi hanya terdiam melihat kedua sahabatnya pergi.
Beberapa saat kemudian di gerbang utama Reighland, Gigih yang menaiki kalajengking merah raksasa sudah menunggu dengan pasukannya. Tak lama kemudian Rey datang menaiki elang putih raksasa dengan sebuah pedang petir biru di pundaknya. Di belakang Rey ada 7 ekor singa putih bersayap dan 7 manusia berkepala burung bersayap emas lengkap dengan pakaian perang yang menunggangi pegasus. Tiba-tiba datanglah Widi dan Anjar menggunakan kapal yang mengambang di atas tanah.
“Bukankah kita harus selalu bersama. . sahabatku? Kami akan ikut !” Widi berkata dengan penuh semangat.
Rey dan Gigih pun tersenyum bahagia. Kemudian Rey terbang di atas pasukan dan sahabat-sahabatnya.
“Kedua ratu kita telah diculik oleh ratu Rarore sialan itu, apa kalian akan diam saja!! Apa kalian akan membiarkan ratu kalian tersiksa di negeri sialan itu!!” kata Rey memberi semangat.
“TIDAK !!!” sahut pasukan-pasukan itu.
“Hari ini, dunia akan menjadi saksi, bahwa tidak ada yang bisa mengusik negeri ini!! Negeri Reighland ini!! Negeri kita !!” Rey kembali memberi semangat.
Pasukan-pasukan semakin bersemangat. Beberapa saat kemudian berangkatlah mereka semua menuju ke barat. Sesampainya di sebuah gua besar seperti yang di katakan oleh penyu, mereka berhenti.
“Ayo semuanya, kita masuk !!” Gigih memimpin di depan.
Mereka berjalan terus menyusuri gua tersebut. Di ujung gua tersebut tampaklah sebuah sinar merah terang. Mereka makin bersemangat. Setelah keluar dari gua tersebut, mereka langsung disuguhi ribuan pasukan negeri Getree yang tak terbayang sebelumnya oleh mereka. Mereka dihadapkan oleh makhluk-makhluk yang belum pernah mereka temui sebelumnya, anjing hitam besar berkepala tiga, anjing dengan tubuh berbaju api, raksasa bermata satu membawa batu besar di tangannya, dan masih banyak lagi.
“Jangan ada rasa takut di antara kalian! Ayo. .serbu!!!” kata Gigih lantang sembari memimpin di depan.
Sementara Gigih dan pasukannya berperang, Rey, Widi, dan Anjar terbang melewati peperangan itu dan langsung menuju istana tempat tinggal ratu Rarore. Mereka mendarat di balkon atas istana, dan langsung disambut oleh ratu Rarore serta burung elang hitam raksasanya, dan Nida juga Ella terbaring tak sadarkan diri di belakang ratu Rarore.
“Jadi inilah para pemimpin negeri Reighland itu, kalian masih anak-anak. .sudah saatnya negeri kalian mendapat pemimpin yang baru, biarkanlah aku memimpin negeri kalian dan akan aku berikan kedua sahabat kalian ini” kata ratu Rarore dengan nada melengking dan tertawa jahat.
“Kau akan mati dan melihat negerimu ini hancur oleh kami” Rey membalas perkataan ratu Rarore.
Dengan pedang petir birunya, Rey berlari menuju ratu Rarore dan berusaha untuk menhunuskan pedangnya. Tapi dengan ayunan tongkat sihir ratu Rarore, tiba-tiba Rey langsung tidak bisa bergerak, lehernya seperti ada mencekik. Melihat kejadian itu, Widi dengan pedangnya juga bermaksud untuk membunuh ratu Rarore. Tapi sama seperti Rey, Widi pun tak berdaya dengan sihir itu. Dengan cepat ratu Rarore mengeluarkan pedang hitamnya dan langsung menghampiri Rey dan Widi. Anjar yang tak bisa berbuat apa-apa pun berteriak “Tidak !! jangan bunuh sahabat-sahabatku”
Tapi terlambat, pedang sudah dihunuskan ke tubuh Rey dan Widi. Tubuh mereka berduapun langsung tersungkur ke balkon. Mereka mencoba mangambil pedang mereka, dan hanya bisa memandangi ratu Rarore berjalan menghampiri Anjar dengan pedang di tangannya untuk membunuh Anjar. Saat ratu Rarore mengangkat pedangnya dan berusaha membunuh Anjar, tiba-tiba Gigih datang dan menangkis dengan pedang merah miliknya. Terjadilah duel antara Gigih dan ratu Rarore, namun ratu Rarore masih terlalu kuat bagi Gigih. Dengan bersimpa darah Gigih duduk bersandar pada dinding balkon hanya bisa memandangi ratu Rarore menghampiri Anjar.
Saat itu Nida dan Anjar sadar, mereka terkejut melihat sahabat-sahabatnya berlumuran darah. Mereka berteriak dan menangis berlari menghampiri Gigih, Rey, dan Widi. Mendengar itu, ratu Rarore berpaling dari Anjar.
“Ohh. .ternyata kalian sudah sadar. .lihatlah mereka semua, sahabat-sahabat lemahmu. .hahahahha” kata ratu Rarore pada Nida dan Ella.
Melihat ratu Rarore sedang lengah, Anjar berusaha mengambil pedang milik ratu Rarore. Namun ratu Rarore mengetahui hal itu, dengan sekali ayunan, pedang tersebut mengenai bahu kanan Anjar. Anjar pun terlempar ke sebelah ketiga sahabatnya, Widi, Rey, dan Gigih.
“Menangislah anak-anak bodoh. .hahahahaa” ratu Rarore tertawa sambil melihat mereka berenam.
Nida, Ella, Rey, Widi, Gigih, dan Anjar saling berpegangan tangan dan menangis.
“Inilah akhir dari kita teman. .akhir dari persahabatan yang indah, aku sayang kalian semua, aku senang bisa mengenal kalian semua. .aku. .akk. .uu. .” kata Rey dengan terbatah-batah dan diakhiri dengan senyuman.
“Nggak Rey. .kita nggak akan mati di sini. .kalian nggak boleh pergi. .” Ella menyela sambil menangis.
Pegangan tangan mereka betambah kuat, mereka berenam memejamkan mata sambil menangis, tiba-tiba pergelangan tangan mereka bersinar terang.
“Ada apa ini. .” ratu Rarore terkejut dan bingung.
Dengan sihirnya ratu Rarore berusaha memisahkan mereka, tapi sia-sia saja, sihirnya tak berpengaruh apa-apa. Saat keenam sahabat itu membuka mata, sinar di pergelangan tangan mereka bersatu dan mamancar terang ke langit yang gelap di negeri Getree itu. Langit yang gelap itupun perlahan terbuka dan berubah menjadi terang kebiruan. Para pasukan yang sedang bertempur di bawah tadi langsung berhenti dan menatap ke langit.
Sesaat setelah langit berubah menjadi terang kebiruan, ratu Rarore berteriak “Tubuhku. .tubuhku. . .tidak, ini tidak mungkin terjadi. .apa yang kalian lakukan!!”
Tubuh ratu Rarore perlahan berubah menjadi serpihan-serpihan hitam dan terbang terbawa angin. Para pasukan ratu Rarore pun ikut berubah menjadi serpihan-serpihan hitam. Inilah kekalahan negeri Getree. Namun Rey, Anjar, Gigih, dan Widi masih bersimpa darah dan semakin tak berdaya. Nida dan Ella tidak tahu harus berbuat apa, mereka berdua hanya bisa menangis menatap satu persatu sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah dari langit dua orang wanita berbaju kuning keemasan.
“Kalianlah yang memanggil kami, apa yang bisa kami perbuat untuk kalian?” kata salah seorang dari wanita itu.
“Apa saja?” Tanya Nida sambil menahan air matanya.
“Iya, apa saja” jawab wanita itu.
“Aku ingin keempat sahabatku ini sembuh kembali dari luka mereka dan mereka pulih lagi seperti sediakala” pinta Nida sambil menatap kedua wanita itu.
“Tutuplah mata kalian berenam sekarang juga” kata wanita itu lagi.
Lalu mereka berenam menutup mata mereka, mereka melihat sinar terang saat menutup mata. Saat mereka membuka mata, mereka sudah berada di negeri mereka sendiri, Reighland, dengan badan yang bersih sama saat mereka akan berangkat ke negeri Getree.
“Kita masih hidup. . .” teriak Widi dengan wajah yang masih tidak percaya.
Saat mereka larut dalam kebahagiaan, tiba-tiba Ella berkata, “Tapi siapa kedua wanita yang tadi itu?”
“Kau ingin jawaban? Kau juga tau harus kemana bila ingin mendapat jawaban itu. . .” jawab Widi.
“PENYU. .!!!” sahut Rey, Nida, Gigih, dan Anjar.
Segeralah mereka menuju negeri bagian air milik Widi. Sampai di sana sang penyu ternyata sudah menunggu.
“Selamat datang di rumah anak-anakku, kalian berhasil” kata penyu itu dengan tersenyum.
“Apa maksudmu kami berhasil?” tanya Rey.
“Kalian berhasil menemukan apa yang dimaksud dengan kekuatan yang tak ada tandingannya” jawab penyu itu.
“Kami tidak tahu apa yang dimaksud kekuatan yang tak ada tandingannya itu, jelaskan kepada kami” tanya Gigih.
“Sebenarnya kekuatan yang tak ada tandingannya itu adalah kekuatan yang hanya bisa didapat dari sebuah persahabatan yang sangat kuat. Itu adalah sihir terhebat di dunia ini, dan kalian berhasil menemukannya” terang penyu itu dengan nada yang rendah.
“Lalu bagaimana dengan dua wanita yang turun dari langit berbaju kuning keemasan dan memberikan kami satu permintaan?” tanya Ella penasaran.
“Ohh. .itu adalah dewi Mey dan dewi Linda, mereka hanya bisa dipanggil oleh kekuatan yang dihasilkan dari persahabatan, sinar persabahatan yang memancar ke langitlah yang memanggil mereka. Mereka berdua hanya bisa dipanggil pada saat benar-benar dibutuhkan saja” terang penyu lagi.
“Jadi begitu. . .persabahatan kitalah yang telah mengalahkan ratu Rarore itu” kata Nida.
Setelah itu mereka berenam kembali ke kehidupan mereka seperti biasanya. Nida, Anjar, dan Ella sering menghabiskan waktu bersama di North Garden. Rey kembali ke negeri bagian awan untuk melindungi negeri Reighland dari langit. Widi kembali ke negeri bagian air untuk melindungi negeri Reighland di laut yang mengelilingi negeri tersebut. Sementara Gigih kembali ke bawah tanah untuk melatih pasukan-pasukannya agar lebih kuat lagi untuk melindungi negeri Reighland dari kekuatan-kekuatan jahat.
Read More
Rey memimpin negeri bagian awan yang terletak di atas awan. Di sana bertanah awan nan putih, terdapat Kapal Langit yang digunakan Rey untuk transportasi. Kapal ini bisa berjalan di awan, tanah, air, atau api. Rey juga mempunyai seekor burung elang putih raksasa yang sangat setia.
Widi memimpin negeri bagian air yang terletak di laut yang mengelilingi negeri Reighland. Widi mempunyai kuasa penuh atas lautan yang mengelilingi negeri Reighland tersebut. Seperti Rey, Widi juga mempunyai sebuah kapal yang bisa berjalan di air, awan, tanah, atau api. Kapal ini sama persis dengan kapal yang digunakan Rey. Jika Rey mempunyai burung elang raksasa yang setia, Widi mempunyai seekor penyu raksasa yang kuat dan pintar. Penyu ini adalah sumber pengetahuan di negeri Reighland, dia menguasai semua ilmu pengetahuan.
Gigih memimpin negeri bagian bawah tanah. Di sana Gigih mempunyai pasukan-pasukan mengerikan yang siap bertempur untuk melindungi negeri Reighland, seperti Medussa (ular berkepala wanita yang rambutnya terdiri dari ular-ular kecil), Manticore (singa yang berekor kalajengking), ada juga manusia berkepala banteng yang sangat besar dan kuat. Jika Rey dan Widi mempunyai elang dan penyu yang setia, Gigih mempunyai kalajengking merah raksasa yang perkasa.
Sedangkan Ella, Anjar, dan Nida bersama-sama menjadi ratu memimpin negeri Reighland bagian tengah. Di negeri Reighland ini semua sangat bahagia, di sudut utara terdapat suatu taman yang semua bagian dari taman itu bisa dimakan. Di taman tersebut terdapat sebuah gerbang besar bertuliskan The North Garden. Airnya terbuat dari coklat cair, rumputnya terbuat dari cokelat mint, batunya terbuat dari stroberi dengan aneka bentuk. Ini adalah tempat favorit para ratu untuk menghabiskan waktu bersama.
Pada suatu ketika saat ketiga ratu itu bermain di North Garden, datanglah seorang nenek tua berjubah hitam. Nenek tersebut meminta sekeping emas kepada ketiga ratu tersebut. Karena kebaikan ketiga ratu tersebut, Ella menghampiri nenek tersebut dan memberikan sekeping emas dengan tersenyum. Tapi tiba-tiba nenek itu menarik tangan Ella dan mendekapnya. Nida yang mengetahui temannya ditangkap, langsung berusaha menolong. Tapi pada saat yang bersamaan, seekor burung elang hitam raksasa datang dari langit dan membawa Nida, nenek tersebut tertawa kejahatan. “Aku akan menguasai negeri ini !!”, katanya. Dengan satu letupan asap, nenek itu langsung menghilang dengan membawa Ella.
Anjar yang tak bisa berbuat apa-apa mengetahui kedua sahabatnya diculik, langsung pergi ke bawah tanah untuk memberitahu Gigih. Gigih yang terkejut langsung menyiapkan pasukannya. Setelah dari bawah tanah, Anjar lalu terbang menuju negeri awan untuk memberitahu Rey. “Darimana nenek itu berasal?” tanya Rey. Anjar langsung terdiam bingung. “Ayo kita ke negeri bagian air, di sana kita bisa bertanya pada penyu milik Widi” kata Rey dengan nada menggebu. Berangkatlah kedua sahabat tersebut menggunakan kapal milik Rey.
Sesampainya di negeri bagian air, Gigih dan Widi sudah berdiri menunggu. “Aku sudah tau semunya” kata widi tenang. “Panggil penyumu Wid !!” dengan nada rendah Rey berkata kepada Widi. Dengan mata terpejam Widi bergumam mengucapkan kata-kata yang tak bisa dimengerti sahabat-sahabatnya. Sesaat setelah Widi membuka mata, munculah penyu raksasa itu dari dalam laut. “Ada apa ini?” kata penyu itu dengan nada yang berat dan bijaksana. “Kami ingin tau siapa nenek tua yang berjubah hitam dan memiliki burung elang hitam raksasa. Dia telah menculik ratu Ella dan ratu Nida” jawab Widi.
“Oh, kalian sudah bertemu dengan dia yaa. . . dia adalah ratu Rarore, penguasa negeri Getree. Di negeri itu dipenuhi kebencian, api, dan makhluk-makhluk mengerikan. Tidak ada siang atau pagi di negeri itu, yang ada hanya gelap. Berjalanlah terus ke barat, di sana nanti kalian akan menemukan sebuah gua besar, itulah gerbang menuju negeri Getree. Jika kalian ingin menyelamatkan sahabat kalian, hanya ada satu cara, yaitu dengan membawa kekuatan yang tak ada tandingannya” terang penyu itu dengan nada yang berat.
“Apa maksutnya kekuatan yang tak ada tandingannya itu?” Anjar bertanya.
“Kalian harus mencari jawabannya sendiri, kalian harus tetap bersama untuk bisa mendapatkan jawaban itu” kata penyu itu lagi.
Lalu dengan perlahan penyu itu pun kembali masuk ke dalam laut.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak tahu apa yang dimaksud penyu itu, bagaimana cara kita mengalahkan ratu sialan itu !?” Widi bertanya dengan memandang sahabat-sahabatnya.
“Aku akan tetap pergi ke sana sekarang juga! Entah bagaimanapun juga caranya!” dengan lantang Rey berkata pada sahabat-sahabatnya.
“Aku dan pasukanku akan bersamamu Rey” sahut Gigih.
“Tunggu. .kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi nanti, lebih baik kita pikirkan dulu apa yang dimaksud penyu itu” Anjar menyela.
“Aku setuju dengan Anjar, kita tidak boleh gegabah.” Kata Widi menyetujui perkataan Anjar.
“Apa kita akan terus menunggu dan menunggu jawaban itu !!? kita tidak tahu bagaimana keadaan Nida dan Ella di sana” kata Gigih sambil memandangi Widi dan Anjar.
“Kita berangkat sekarang dan menyelamatkan sahabat kita atau kita berdiam di sini menunggu jawaban itu sementara sahabat kita tersiksa di sana !!!” dengan nada tinggi Rey menyela.
“Oke Rey, aku tunggu kau di gerbang utama Reighland” kata Gigih.
Maka Gigih langsung menuju bawah tanah untuk menghimpun pasukannya, Rey terbang ke awan juga untuk menghimpun pasukan. Anjar dan Widi hanya terdiam melihat kedua sahabatnya pergi.
Beberapa saat kemudian di gerbang utama Reighland, Gigih yang menaiki kalajengking merah raksasa sudah menunggu dengan pasukannya. Tak lama kemudian Rey datang menaiki elang putih raksasa dengan sebuah pedang petir biru di pundaknya. Di belakang Rey ada 7 ekor singa putih bersayap dan 7 manusia berkepala burung bersayap emas lengkap dengan pakaian perang yang menunggangi pegasus. Tiba-tiba datanglah Widi dan Anjar menggunakan kapal yang mengambang di atas tanah.
“Bukankah kita harus selalu bersama. . sahabatku? Kami akan ikut !” Widi berkata dengan penuh semangat.
Rey dan Gigih pun tersenyum bahagia. Kemudian Rey terbang di atas pasukan dan sahabat-sahabatnya.
“Kedua ratu kita telah diculik oleh ratu Rarore sialan itu, apa kalian akan diam saja!! Apa kalian akan membiarkan ratu kalian tersiksa di negeri sialan itu!!” kata Rey memberi semangat.
“TIDAK !!!” sahut pasukan-pasukan itu.
“Hari ini, dunia akan menjadi saksi, bahwa tidak ada yang bisa mengusik negeri ini!! Negeri Reighland ini!! Negeri kita !!” Rey kembali memberi semangat.
Pasukan-pasukan semakin bersemangat. Beberapa saat kemudian berangkatlah mereka semua menuju ke barat. Sesampainya di sebuah gua besar seperti yang di katakan oleh penyu, mereka berhenti.
“Ayo semuanya, kita masuk !!” Gigih memimpin di depan.
Mereka berjalan terus menyusuri gua tersebut. Di ujung gua tersebut tampaklah sebuah sinar merah terang. Mereka makin bersemangat. Setelah keluar dari gua tersebut, mereka langsung disuguhi ribuan pasukan negeri Getree yang tak terbayang sebelumnya oleh mereka. Mereka dihadapkan oleh makhluk-makhluk yang belum pernah mereka temui sebelumnya, anjing hitam besar berkepala tiga, anjing dengan tubuh berbaju api, raksasa bermata satu membawa batu besar di tangannya, dan masih banyak lagi.
“Jangan ada rasa takut di antara kalian! Ayo. .serbu!!!” kata Gigih lantang sembari memimpin di depan.
Sementara Gigih dan pasukannya berperang, Rey, Widi, dan Anjar terbang melewati peperangan itu dan langsung menuju istana tempat tinggal ratu Rarore. Mereka mendarat di balkon atas istana, dan langsung disambut oleh ratu Rarore serta burung elang hitam raksasanya, dan Nida juga Ella terbaring tak sadarkan diri di belakang ratu Rarore.
“Jadi inilah para pemimpin negeri Reighland itu, kalian masih anak-anak. .sudah saatnya negeri kalian mendapat pemimpin yang baru, biarkanlah aku memimpin negeri kalian dan akan aku berikan kedua sahabat kalian ini” kata ratu Rarore dengan nada melengking dan tertawa jahat.
“Kau akan mati dan melihat negerimu ini hancur oleh kami” Rey membalas perkataan ratu Rarore.
Dengan pedang petir birunya, Rey berlari menuju ratu Rarore dan berusaha untuk menhunuskan pedangnya. Tapi dengan ayunan tongkat sihir ratu Rarore, tiba-tiba Rey langsung tidak bisa bergerak, lehernya seperti ada mencekik. Melihat kejadian itu, Widi dengan pedangnya juga bermaksud untuk membunuh ratu Rarore. Tapi sama seperti Rey, Widi pun tak berdaya dengan sihir itu. Dengan cepat ratu Rarore mengeluarkan pedang hitamnya dan langsung menghampiri Rey dan Widi. Anjar yang tak bisa berbuat apa-apa pun berteriak “Tidak !! jangan bunuh sahabat-sahabatku”
Tapi terlambat, pedang sudah dihunuskan ke tubuh Rey dan Widi. Tubuh mereka berduapun langsung tersungkur ke balkon. Mereka mencoba mangambil pedang mereka, dan hanya bisa memandangi ratu Rarore berjalan menghampiri Anjar dengan pedang di tangannya untuk membunuh Anjar. Saat ratu Rarore mengangkat pedangnya dan berusaha membunuh Anjar, tiba-tiba Gigih datang dan menangkis dengan pedang merah miliknya. Terjadilah duel antara Gigih dan ratu Rarore, namun ratu Rarore masih terlalu kuat bagi Gigih. Dengan bersimpa darah Gigih duduk bersandar pada dinding balkon hanya bisa memandangi ratu Rarore menghampiri Anjar.
Saat itu Nida dan Anjar sadar, mereka terkejut melihat sahabat-sahabatnya berlumuran darah. Mereka berteriak dan menangis berlari menghampiri Gigih, Rey, dan Widi. Mendengar itu, ratu Rarore berpaling dari Anjar.
“Ohh. .ternyata kalian sudah sadar. .lihatlah mereka semua, sahabat-sahabat lemahmu. .hahahahha” kata ratu Rarore pada Nida dan Ella.
Melihat ratu Rarore sedang lengah, Anjar berusaha mengambil pedang milik ratu Rarore. Namun ratu Rarore mengetahui hal itu, dengan sekali ayunan, pedang tersebut mengenai bahu kanan Anjar. Anjar pun terlempar ke sebelah ketiga sahabatnya, Widi, Rey, dan Gigih.
“Menangislah anak-anak bodoh. .hahahahaa” ratu Rarore tertawa sambil melihat mereka berenam.
Nida, Ella, Rey, Widi, Gigih, dan Anjar saling berpegangan tangan dan menangis.
“Inilah akhir dari kita teman. .akhir dari persahabatan yang indah, aku sayang kalian semua, aku senang bisa mengenal kalian semua. .aku. .akk. .uu. .” kata Rey dengan terbatah-batah dan diakhiri dengan senyuman.
“Nggak Rey. .kita nggak akan mati di sini. .kalian nggak boleh pergi. .” Ella menyela sambil menangis.
Pegangan tangan mereka betambah kuat, mereka berenam memejamkan mata sambil menangis, tiba-tiba pergelangan tangan mereka bersinar terang.
“Ada apa ini. .” ratu Rarore terkejut dan bingung.
Dengan sihirnya ratu Rarore berusaha memisahkan mereka, tapi sia-sia saja, sihirnya tak berpengaruh apa-apa. Saat keenam sahabat itu membuka mata, sinar di pergelangan tangan mereka bersatu dan mamancar terang ke langit yang gelap di negeri Getree itu. Langit yang gelap itupun perlahan terbuka dan berubah menjadi terang kebiruan. Para pasukan yang sedang bertempur di bawah tadi langsung berhenti dan menatap ke langit.
Sesaat setelah langit berubah menjadi terang kebiruan, ratu Rarore berteriak “Tubuhku. .tubuhku. . .tidak, ini tidak mungkin terjadi. .apa yang kalian lakukan!!”
Tubuh ratu Rarore perlahan berubah menjadi serpihan-serpihan hitam dan terbang terbawa angin. Para pasukan ratu Rarore pun ikut berubah menjadi serpihan-serpihan hitam. Inilah kekalahan negeri Getree. Namun Rey, Anjar, Gigih, dan Widi masih bersimpa darah dan semakin tak berdaya. Nida dan Ella tidak tahu harus berbuat apa, mereka berdua hanya bisa menangis menatap satu persatu sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah dari langit dua orang wanita berbaju kuning keemasan.
“Kalianlah yang memanggil kami, apa yang bisa kami perbuat untuk kalian?” kata salah seorang dari wanita itu.
“Apa saja?” Tanya Nida sambil menahan air matanya.
“Iya, apa saja” jawab wanita itu.
“Aku ingin keempat sahabatku ini sembuh kembali dari luka mereka dan mereka pulih lagi seperti sediakala” pinta Nida sambil menatap kedua wanita itu.
“Tutuplah mata kalian berenam sekarang juga” kata wanita itu lagi.
Lalu mereka berenam menutup mata mereka, mereka melihat sinar terang saat menutup mata. Saat mereka membuka mata, mereka sudah berada di negeri mereka sendiri, Reighland, dengan badan yang bersih sama saat mereka akan berangkat ke negeri Getree.
“Kita masih hidup. . .” teriak Widi dengan wajah yang masih tidak percaya.
Saat mereka larut dalam kebahagiaan, tiba-tiba Ella berkata, “Tapi siapa kedua wanita yang tadi itu?”
“Kau ingin jawaban? Kau juga tau harus kemana bila ingin mendapat jawaban itu. . .” jawab Widi.
“PENYU. .!!!” sahut Rey, Nida, Gigih, dan Anjar.
Segeralah mereka menuju negeri bagian air milik Widi. Sampai di sana sang penyu ternyata sudah menunggu.
“Selamat datang di rumah anak-anakku, kalian berhasil” kata penyu itu dengan tersenyum.
“Apa maksudmu kami berhasil?” tanya Rey.
“Kalian berhasil menemukan apa yang dimaksud dengan kekuatan yang tak ada tandingannya” jawab penyu itu.
“Kami tidak tahu apa yang dimaksud kekuatan yang tak ada tandingannya itu, jelaskan kepada kami” tanya Gigih.
“Sebenarnya kekuatan yang tak ada tandingannya itu adalah kekuatan yang hanya bisa didapat dari sebuah persahabatan yang sangat kuat. Itu adalah sihir terhebat di dunia ini, dan kalian berhasil menemukannya” terang penyu itu dengan nada yang rendah.
“Lalu bagaimana dengan dua wanita yang turun dari langit berbaju kuning keemasan dan memberikan kami satu permintaan?” tanya Ella penasaran.
“Ohh. .itu adalah dewi Mey dan dewi Linda, mereka hanya bisa dipanggil oleh kekuatan yang dihasilkan dari persahabatan, sinar persabahatan yang memancar ke langitlah yang memanggil mereka. Mereka berdua hanya bisa dipanggil pada saat benar-benar dibutuhkan saja” terang penyu lagi.
“Jadi begitu. . .persabahatan kitalah yang telah mengalahkan ratu Rarore itu” kata Nida.
Setelah itu mereka berenam kembali ke kehidupan mereka seperti biasanya. Nida, Anjar, dan Ella sering menghabiskan waktu bersama di North Garden. Rey kembali ke negeri bagian awan untuk melindungi negeri Reighland dari langit. Widi kembali ke negeri bagian air untuk melindungi negeri Reighland di laut yang mengelilingi negeri tersebut. Sementara Gigih kembali ke bawah tanah untuk melatih pasukan-pasukannya agar lebih kuat lagi untuk melindungi negeri Reighland dari kekuatan-kekuatan jahat.